Meningkatnya pengobatan mandiri dan penyimpanan obat dirumah oleh
masyarakat dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
penggunaan obat sampai pemusnahan obat. Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap pengelolaan obat yang didapatkan melalui resep maupun pengobatan mandiri (swamedikasi) dari apotek dapat menyebabkan kesalahan masyarakat mengelola sampai memusnahkan obat, sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan salah gunakan obat ketika obat dibuang dan dimusnahkan tidak sesuai dengan ketentuan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DAGUSIBU dan Beyond Use Date Obat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Quasy experimental dengan rancangan penelitian Pretest dan posttest design. Sampel pada penelitian ini yaitu 100 responden yang berdomisili di kelurahan Kotamatsum I yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian pada uji wilcoxon diperoleh nilai p value <,001 yang
menunjukkan bahwa pemberian edukasi berpengaruh dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Berdasarkan uji chi square karakteristik yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah jenis kelamin nilai p value 0.005, sedangkan yang tidak mempengaruhi yaitu umur, pendidikan, dan pekerjaan. Uji Mann-whitney menunjukkan media Video lebih efektif meningkatkan pengetahuan DAGUSIBU obat, sedangkan media Leaflet lebih efektif meningkatkan pengetahuan BUD obat.