Sistem penghantaran obat merupakan suatu strategi formulasi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan keamanan obat melalui kontrol pelepasan dan distribusi obat di dalam tubuh. Komponen penting dalam sistem ini adalah eksipien, yaitu bahan tambahan yang tidak beracun dan tidak toksik. Glukomanan porang-sagu merupakan salah satu polimer alam yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi farmasi. Namun, polimer alam ini memiliki sifat yang mudah rusak dan memiliki kestabilan yang rendah menjadi kendala dalam penggunaannya sehingga modifikasi diperlukan untuk memperbaiki karakteristiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menglihat
apakah glukomanan porang-sagu crosslinked asam fumarat dapat diterima di jaringan tubuh tanpa menimbulkan efek yang signifikan.
Uji biokompatibilitas merupakan kemampuan suatu material untuk
berinteraksi dengan sel-sel, jaringan hidup atau sistem metabolisme yang tidak menyebabkan toksisitas atau reaksi imun saat berfungsi pada tempat tertentu. Tujuan uji biokompatibilitas ini adalah untuk mengetahui interaksi antara material terhadap jaringan tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, dimana proses sintesis polimer crosslinked asam fumarat dilakukan dengan metode inversi fasa terhadap lima formula dengan variasi tabel formula yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel formula yang paling optimal untuk pembentukan implant adalah formula 1, formula 2, dan formula 3. Polimer ini ditentukan berdasarkan bentuk, warna, dan kelarutan yang homogen sempurna. Hasil dari uji biokompatibilitas crosslinked polimer terlihat bahwa implant yang ditanamkan pada jaringan hewan uji menunjukkan terjadinya inflamasi dengan
skala rendah yang diakibatkan pada saat tindakan pembedahan, akan tetapi jumlah fibroblast yang terdapat pada jaringan hewan uji ini masih dikategorikan kompatibel karena jumlah skor fibroblast yang terdapat dibawah rata-rata.