Kasus bullying banyak sekali terjadi dilingkungan masyarakat, terlebih lagi pada lingkungan sekolah. Posisi anak sangat rentan menjadi korban dari kasus bullying, karena kondisi fisik dan mental yang belum kuat. Anak-anak tidak menyadari bahwa yang dilakukannya kepada orang lain adalah kejahatan keasusilaan yang akan dapat menyakiti dan melukai teman sebayanya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris, atau disebut dengan pendekatan lapangan. Penelitian ini menggunakan 3 sumber data yaitu data primer yang diperoleh dari kepala sekolah
Sekolah Dasar Swasta Jaya, Guru Sekolah Dasar Swasta Jaya dan Siswa Sekolah Dasar Swasta Jaya. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan penelitian kepustakaan (library research) dan
penelitian lapangan (field research).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Faktor yang menjadi penyebab terjadinya perundungan terhadap siswa sekolah yaitu adanya faktor individu, faktor keluarga, faktor sekolah, faktor teman sebaya dan fakor media massa. Dan bagaimana penerapan perlindungan hukum terhadap siswa sebagai korban
perundungan ditinjau dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (Studi di SD Swasta Jaya Pancur Batu) Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam usaha penanganan bullying di SD Swasta Jaya yaitu jika bullying yang dilakukan oleh siswa tidak terlalu serius maka pihak guru akan memanggil anaknya terlebih dahulu, kemudian diberikan nasehat. Apabila Pelaku masih terus melakukan Bullying maka akan diberikan peringatan. Jika masih juga
melakukan Bullying barulah Pelaku akan dikenakan Sanksi.