Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) semakin meningkat setiap tahun dengan prevelensi pada tahun 2020 mencapai 10% dari populasi di seluruh dunia (WHO, 2020). Penurunan fungsi ginjal pada penderita CKD Stage 5 menyebabkan penurunan produksi hormon eritropoietin dimana hormon tersebut berfungsi untuk merangsang pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) sehingga apabila hormon tersebut berkurang dapat menyebabkan terjadinya anemia. Untuk menambah hormon eritropoietin yang berkurang akibat penurunan fungsi ginjal, diberikan terapi EPO dalam bentuk sediaan injeksi dengan beberapa hal yang harus dipantau mencakup kadar ferritin serum dan saturasi transferin.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif – kuantitatif dengan pengambilan data retrospektif menggunakan rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien menderita penyakit CKD stage 5 dan mendapatkan terapi EPO di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari sampai Desember 2022. Pada penelitian ini diperoleh 84 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei tahun 2023.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata saturasi transferin dan ferritin serum pada pasien CKD stage 5 yang menjalani hemodialisa adalah 16.2% dan 200,94 μg/dl. Dari pemeriksaan saturasi transferin dan ferritin serum diketahui sebanyak 53 pasien (63,1%) mengalami anemia defisiensi besi absolut, 25 pasien (29,8%) mengalami anemia defisiensi fungsional dan 6 pasien (7,1%) mengalami anemia dengan besi cukup. Rata-rata kadar Hb penderita anemia defisiensi absolut adalah 7,7 g/dL, penderita anemia defisiensi fungsional adalah 8,3 g/dL, dan besi cukup adalah 9,7 g/dL. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai saturasi transferin dan ferritin serum pada penderita CKD stage 5 yang mendapatkan terapi EPO dan melihat kadar Hb setelah pemberian terapi EPO.